Thursday, December 6, 2012

Sebuah Kopi, Secangkir Gitar, dan Bentangan Teras Bintang

       Memang sudah menjadi hal yang sangat biasa. Semenjak masuk ke dunia paralel, pola hidup gw bergeser 44º. Malam ini nampaknya gw sedikit terjaga. Melakukan hal - hal yang seharusnya tidak harus gw lakukan. Hanya membuang - buang waktu dan tenaga untuk hal yang sia-sia. Shitty time, nothings to do in here..

       Cuma ada laptop di atas kayu, seberkas lembaran - lembaran kertas yang harus gw ladeni, secangkir kopi yang mengetuk mata kembali, gitar berkarat, dan teras membentang sepanjang 5 meter yang tepat tegak lurus dengan kamar kosan gw. Ngomong - ngomong soal membentang, laptop gw sedang memutar lagunya Close Head yang judulnya Berdiri Teman. Kalo kata liriknya, "Kering kerontang jalan yang terbentang, teka - teki hidup apalagi ini?" Pas!

       Malam semakin larut, gak seperti biasanya. Males rasanya badan gw untuk direbahkan ke matras yang biasanya mulai terlihat nyaman jam-jam segini. Bantal empuk, selimut hangat yang siap memelukmu, semuanya jadi basi.

       Basi?

       .....

       Semua yang ada dalam pikiran gw tiba -tiba berceceran begitu saja malam ini. Berceceran untuk dikumpulkan lagi satu per satu dan mengingat - ingatnya. Mulai dari kamu di sana, dia, gw, kalian, mereka, teman - temannya, sahabat, masa kecil, dan terakhir kedua orang yang telah mengayomi gw. Orang tua gw tepatnya. Yang berputar - putar dalam pikiran gw sekarang adalah mereka, yang jauh berada dari sisi gw saat ini. Mungkin waktu kita masih kecil dan ketika bepergian jauh, orang tua berkata dalam hati "Bagaimana keadaan anakku disana?" Tapi sekarang, mungkin gw yang harus berkata seperti itu, "Bagaimana keadaan orang tua gw disana?"

        Hal yang menyakitkan emang, ketika lu bercermin di depan kaca panjang, melihat diri lu yang sekarang bukan anak kecil lagi. Maann! lu bukan anak kecil! Yang bisa minta ini itu dan tetek bengeknya seenak jidat. Malu gw rasanya ketika harus melakukan itu walaupun harus terpaksa. Yep, terpaksa..

        Gw memang anak yang belum tau malu. Jujur saja, gw ini masih anak ambangan, belum menjadi sesuatu, dan belum bisa memberikan kebahagiaan kepada orang tua. But wait, selama waktu masih berbicara dan mengulurkan tangannya, gw akan berusaha melakukan yang terbaik.

        Sekarang tentang kamu disana. Hai sayang... Ah sudah lupakan.. hehehe.

        Gw ambil gitar yang daritadi nganggur minta "dimainin". Lagu Jalan Pulang nya dari Close Head gw bawain dengan nada fals gw dan menyeduh kopi terakhir yang ada di atas meja kayu tua, well lumayan untuk menghibur diri malam malam..



        "Bawa aku pulang, 
                 aku ingin pulang, 
                          menemani sang Bunda yang sendirian. . ."

         Nampaknya tangan gw gatal untuk menyentuh saklar yang nempel di dinding. Oke, gw tarik kata - kata gw yang tadi. Lampu kamar kosan udah mati, selimut kembali memeluk gw, dan bantal yang akan gw jadiin guling. Saatnya mematikan mata sementara...



-written @kosanajaib

No comments :

Post a Comment