Sunday, March 24, 2013

24.03.2013




This..



            - LOL! I just found this at my wardrobe key..

Pijakan Kaki Lebih Lama di Sini

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna

Terhanyut aku akan nostalgi 
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja..

Di persimpangan langkahku berhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu..

          Beberapa penggal bait lirik lagu Yogyakarta yang dibawakan oleh KLA Project gw lampirkan disini sambil mendengarkan lagunya dalam speaker stereo yang ada di ruangan berukuran tiga kali empat meter ini. Lagu ini terus terngiang-ngiang dalam kepala ketika gw sedang mengelilingi Kota Yogyakarta tadi malam. Yap, semua yang ada dalam lirik ini emang benar adanya. Karena itu juga gw benar-benar mencintai kota ini. Tau kenapa gw cinta dengan kota ini? Datanglah kemari dan berbaur dengan segala atmosfir yang ada disini. Maka lu akan berpikiran sama dengan gw. Entah kenapa gw gak bisa menjelaskannya dengan paduan kata-kata yang membentuk serangkaian kalimat yang indah sehingga dapat mendeskripsikan kota ini? Mungkin terlalu abstrak untuk ditumpahkan ke dalam sebuah tulisan. Semua seni abstrak tampak terlihat indah bagi orang-orang yang megerti akan hal itu. Begitu juga dengan kota Yogyakarta. Kota seni. Abstrak. Nyaman dan indah. Hanya orang-orang yang mengerti hal itu yang bisa merasakan hati nyaman kota ini. Ah, bahkan semua orang bisa merasakan hati nyaman kota ini. 

          Udah hampir tiga bulan gw menginjakan kaki di kota yang selama ini gw impikan. Meski baru numpang badan dan tempat tinggal, gw harus tetap melanjutkan tujuan gw untuk datang di Yogyakarta. Mungkin di post-post sebelumnya kalian akan mengerti kenapa gw bisa melancong ke kota ini. Tapi tiga bulan belum cukup buat gw untuk mengorek lebih dalam lagi tentang apa saja yang dimiliki kota berhati nyaman ini. Pasti kota ini punya banyak cerita dan akan menceritakannya kepada diri gw sendiri seiring berjalannya waktu. Dia seakan-akan bercerita bagaikan dongeng tak terselesaikan kedalam diri gw ketika gw mengitari sudut-sudutnya. Mungkin dia ingin bercerita lebih ke dalam diri gw, tapi gw sendiri yang harus memancing dan mencaritahunya sendiri. 

         Gw emang orang yang suka jalan-jalan. Mall? Cafe? No! Ain't nobody got time for that. Gw juga orang yang gampang penasaran. Meski nafsu penasaran gw gak terlalu besar-besar banget. Tapi kota ini telah membuat nafsu penasaran gw meningkat. Penasaran untuk mencari tahu apa yang akan kota ini berikan untuk gw selama gw menginjakan kaki disini. Awal pertama kali gw datang di kota ini, gw sama sekali ga punya teman, hanya ada kakak gw yang ikut ke kota ini, dan sekarang pun dia sudah pulang ke Bandung. Di sini gw hanya bermodalkan kamar kosan dan tentunya kendaraan kesayangan gw, si belmer. Minggu-minggu pertama gw habiskan waktu hanya untuk bolak-balik ke Neutron dan bermalas-malasan di kosan sambil menambah sosialisasi dengan anak-anak kosan. Dan itu gw lanjutkan ke minggu-minggu selanjutnya. Satu hal yang gw dapet dari sini, orang-orang disini sangat ramah menyambut kedatangan orang baru, begitu pula dengan penjual-penjual makanan yang menjajakan makanannya di bilik-bilik tiap jalanan. Malamnya gw sering ke angkringan di dekat kosan, karena setiap kali ke Jogja gw kangen banget sama yang namanya angkringan. Entah hanya kebetulan atau semua angkringan memiliki penjual yang sangat ramah. Lambat laun gw menyadari kalau memang disini orangnya open to peoples. Karena tidak kenyang dengan porsinya yang sangat sedikit (maklum nasi kucing), akhir-akhir ini gw lebih sering mengenyangkan perut di burjo pada malam hari yang notabene setiap pemilik burjo adalah orang-orang Kuningan.

         Semua di atas gw lakukan selama kurang lebih satu bulan pertama, dan akhirnya gw pun bosan dengan kegiatan yang terlalu monoton, maklum pengangguran, apa yang mau diperbuat? Gw emang pengangguran dan terlalu menganggurkan saat-saat waktu baik di kota baik seperti ini. Yeah, terlalu menganggurkan moment. Mungkin akan ada banyak cerita yang diceritakan kota ini sesuai dengan janji-janjinya, pikir gw. Dengan mermodalkan belmer, bensin seadanya, dan buta arah, akhirnya gw pun nekat untuk mengelilingi Jogja. Gw yakin dengan feeling gw, selama tahu arah mata angin di kota ini gw tidak akan membuat diri gw kesasar dengan tololnya. Gw mulai perjalanan gw dari kosan dengan tujuan ke Malioboro. Dengan berkendara santai dan tetap mematuhi aturan yang ada, gw nikmati segala atmosfir yang ada di sepanjang perjalanan. Sedikit demi sedikit kota ini mulai bercerita kepada gw, sesuai janjinya, kalau ingin mendapatkan cerita, cari tahulah sendiri. Gw bisa bilang kota ini adalah kota yang memiliki rambu-rambu lalu lintas. Kenapa punya? Padahal kota lain kan juga punya. Di sinilah rambu-rambu lalu lintas berjalan apa adanya seperti yang sudah diaturkan. Bahkan gw pernah nemu traffic light di penghujung Jalan Malioboro yang hanya untuk memberikan jalan sepeda onthel, becak, dan orang-orang yang ingin menyeberang jalan. Tapi semuanya begitu damai, berjalan apa adanya sesuai aturan yang seharusnya. Meski Jogja bisa dibilang kota yang memiliki hawa panas di siang hari karena teriknya sang surya, gw tetap bisa merasakan kedamaian yang ada di tiap orang yang sedang berjalan..

        Mulai dari sini gw semakin yakin, suatu hal baru akan banyak lu temuin jika lu mau mencobanya untuk diri lu sendiri karena lu perlu itu, meskipun banyak kegagalan dan berani untuk mencoba gagal lagi, tapi dari kegagalan itu lu dapet banyak ilmu yang sangat super bagi diri lu dan orang lain tidak memilikinya. Jika pengalaman adalah guru, maka kegagalan adalah ilmu yang telah diberikan oleh guru kepada gw. Berkat hobi gw yang seneng jalan-jalan menemui hal baru, akhir-akhir ini gw lebih sering menghabiskan waktu dengan si belmer untuk minta di dongengi lagi oleh kota ini, karena gw tahu, masih banyak cerita yang dipendam dan ingin diceritakan pada gw. Sebentar lagi gw mau ke Gunung Merapi sama teman kosan gw dan mungkin dongeng lainnya akan gw dongengkan di post-post yang lain. Gw ingin memijakan kaki lebih lama lagi di kota tercinta ini.. 

semoga.. :)


written @KosanKaliurang

               



Monday, March 18, 2013

True Friend is True

    Ga usah jauh-jauh dalam mengartikan judul, karena apalah arti dari sebuah judul kalau isinya pun tak terduga kawan-kawan..

    Ni gw kenalin sama "teman sejati" gw sejak gw ngekos, dia yang selalu ada di saat pagi, siang, dan malam di hari-hari gw..
    Siap menemani gw disaat gw gelisah, saat gw ga ada kerjaan..
Tapi sayang, gw gabisa dekat dengannya setiap saat.. karena itu akan membahayakan diri gw sendiri.

    Terkadang peribahasa ini sering terjadi padanya, habis manis sepah dibuang, yap gw suka banget memperlakukan itu pada lu, "teman" sejatiku, maaf ya.

    Lu emang lembut, mungil, manis. Walaupun lu "murah", tapi lu gak murahan. Lu emang nikmat banget.

    Kita selalu tinggal satu kosan, tapi gw selalu menyembunyikan keberadaan lu, karena gw takut kalau seandainya lu ketauan, lu akan dipake sama orang lain. what?! ya benar, gw gak sudi! teman yang sudah susah payah gw beli dengan uang bulanan, malah "dipake" sama orang lain.. cih.

    Tapi sekali lagi, terima kasih atas perhatian yang telah kau berikan, walau gw sering mengabaikan lu karena lu emang sedikit liar dan berabahaya bagi kehidupan gw di masa depan

perkenalkan teman gw yang manis ini..


Spoiler :
NYAM NYAM NYAMMM Post spoiler