Thursday, August 16, 2012

Awal Permulaan

         "Kami dari, Kepulauan Riau!"
       Jawaban yang terlontar dari dua orang sebayaan dengan aksennya yang sangat khas yang gue temuin saat gue putar balik arah karena salah jalan.

        Pukul 05.00, matahari belum terbit. Orang-orang berkemeja putih, celana bahan abu, dan gulungan karton berukuran 60x60cm di punggung, berhamburan di jalan. Mereka akan menuju ke suatu tempat. Yap! Gue dan orang-orang tersebut akan menuju tempat Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas di Jatinangor. Gue susurin jalan-jalan berliku di Jatinangor bersama teman-teman kost yang baru gue kenal. Cukup jauh dan membuang sedikit keringat kala pagi itu. Well, itu nggak biasa. Bulan Ramadhan. Olahraga di pagi hari.

      Pagi itu merupakan pagi yang berat, tentu dengan barang bawaan yang berat juga. Beras 3 kg, buku-buku tebal 2 kg untuk disumbangkan, dan barang-barang lainya membuat kami seperti tentara kelas ringan yang berbondong-bondong berjalan menuju camp peristirahatan.

        Satu setengah kilometer kami susuri jalan menuju tempat eksekusi. Di depan gerbang megah, ribuan orang pasca SMU bertebaran dan saling bercuap-cuap dengan berbagai aksennya. Ada yang berdulu-duluan ingin masuk dan berbaris, dan ada juga yang menunggu-nunggu temannya untuk ditemani.

          Kami semua, calon mahasiwa, dikumpulkan di Stadiun besar milik almamater. Berbaris sesuai dengan kelompok-kelompoknya. Semua wajah menyambut dengan cerah, kecuali panitia senior yang berwajah masam kepada budak-budaknya (camaba). Entahlah apa maksudnya. Tapi satu. Mahasiswa, tidak waktunya lagi untuk kesenioritasan.

          Acara berlangsung dengan jam karet, yang seharusnya pukul 07.00, baru dimulai pukul 08.00. Ini juga dikarenakan keterlambatan camaba sendiri. Kami diwejangi dengan berbagai acara, diantaranya sidang senat terbuka, upacara-upacara, dan menyanyikan lagu hymne Unpad yang gue sendiri belum hapal.

        Hari itu membuat kaki gue bener-bener keram, duduk sila selama berjam-jam. Beberapa kali gue merubah posisi duduk, sila, lalu menekuk kaki dan memeluknya dengan tangan, lalu selonjoran yang kemudian diperingati oleh panitia senior. Gue gak ngebayangin yang cewek, harus duduk dengan kaki simpul selama 5 jam. What a crampss !!

     Sidang senat selesai. Kami semua tidak lagi memegang gelar camaba, tapi MABA Univeritas. Penyambutan oleh para dosen yang ramah membuat kami semua bangga dengan almamater ini, ditambah dengan menyanyikan hymne dan pemakaian jaket almamater oleh satu Stadiun Jatinangor. Just an epic moment in the right place..

         12.00, usai.
         Gue kembali ke kostan dengan keringat bercucuran di siang bolong, ingin rasanya gue teguk Root Beer yang gue beli kemarin malem di minimarket, tapi apa daya, saat itu gue sedang menahan dari segala nafsu.
          .
          . 
          .

      Mahasiswa baru pasti kenal dengan yang namanya OSPEK Jurusan. Dia ini bisa bermacam-macam sifatnya di berbagai otak mahasiswa baru. Dia langsung bereaksi di otak gue. Pikiran-pikiran aneh dan buruk menjalar di kepala gue. 

           But, everything went better than expected. Walk in a flow..